Selasa, 17 Januari 2012

ASKEP GANGGUAN REPRODUKSI


FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PERAWATAN MATERNITAS DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI

Tgl/jam MRS                :23-05-2010/09.00 WIB
Ruang                          :Mawar
No. Register                 :09.08.08.125
Dx. Medis                    :Kehamilan Ektopik
 Tgl. Pengkajian           :23-05-2010/11.00
IDENTITAS KLIEN
Nama   Ibu                   : Ny.A                          Nama suami                 :Tn.A
Umur                           : 23 Thn                       Umur                           :28 Thn
Agama                         : Islam                          Agama                         :Islam  
Pendidikan                   : SMP                           Pendidikan                   :SMA
Pekerjaan                     :IRT                             Pekerjaan                     :Wiraswasta
Golongan Darah          :_                                 Golongan Darah          :_                                
Alamat                         : Jl. Kalijati no.13        Alamat                         :Jl. Kalijati no.13
KELUHAN UTAMA
Nyeri abdomen bagian bawah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada saat di kaji klien mengeluh nyeri, nyeri yang di akibatkan oleh adanya perdarahan . Nyeri dirasakan sangat hebat sekali sampai klien menangis. Skala nyeri 4. Nyeri dirasakan didaerah abdomen bagian bawah. Nyeri tiba-tiba.

RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mempunyai riwayat nyeri haid
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada yang mengalami penyakit seperti klien.
RIWAYAT SPIRITUAL
Klien masih ingat mengucapkan tuhannya.
POLA FUNGSI KESEHATAN
1.      Pola persepsi dan tatalaksana kesehatan
-Tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya
-Kalau merasa sakit selalu di bawa ke Dokter

2.      Pola nutrisi dan metabolisme:
Keterangan
Sebelum Sakit
Saat sakit
Frekuensi
3x/hari
3x/hari
Jenis
Nasi,Lauk,Buah,Sayur,Teh dan Air putih
Nasi,Lauk,Buah,Sayur,Teh dan Air putih
Porsi
1 porsi Habis
1 porsi Habis
Total Konsumsi
2000 Kkal/hari
2000 Kkal/hari
Keluhan
Tidak ada
Tidak ada

3.      Pola eleminasi:
Contohnya pada BAK
Keterangan
Sebelum sakit
Saat sakit
Frekwensi
Lancar
Lancar
Jumlah
200 cc sekali BAK
200 cc sekali BAK
Bau
Amoniak
Amoniak
Warna
Bening kekuningan
Bening kekuningan
Perasaan setelah BAK
Lega
Lega


4.      Pola aktifitas:
Sehari- hari ibu bekerja mengurus rumah, beban bekerja sedang
5.      Pola istirahat tidur:
Pola istirahat tidak teratur, tidur siang kurang dan tidur malam cukup
6.      Pola kognitif dan persepsi sensori
Klien dapat berbicara dengan lancar, mengikuti intruksi perawat dengan tepat dan mengidentifikasi bau obat
7.      Pola konsep diri:
Interaksi dengan lingkungan dan orang lain dan kurangyna keyakinan terhadap kesehatan
8.      Pola hubungan peran:
Hubungan dengan keluarga harmonis dan baik dengan lingkungan sekitar
9.      Pola fungsi seksual-seksualitas:
Hubungan sex tidak teratur di karenakan dalam berhubungan sex organ intim terasa sakit.
10.  Pola mekanisme koping :
Menenangkan diri dan bermusyawarah dengan keluarga
11.  Pola nilai dan kepercayaan:
Keterangan
Sebelum sakit
Saat sakit
Nilai khusus
Tidak ada
Tersa sakit pada perut bagian bawah
Praktek ibadah
Sholat, puasa, zakat, sudah melaksanakan ibadah haji
Selalu shalat sambil berbaring
Pengetahuan tentang praktek ibadah selama sakit
Tahu tata cara shalat
Tahu tata cara shalat baik secara duduk/berbaring




PEMERIKSAAN FISIK
1.      Status kesehatan umum
Keadaan/ penampilan umum:
Kesadaran                                :Snollen                                   GCS :12
BB sebelum sakit                     : 52 kg                                     TB    :160 cm
BB saat ini                               : 49 kg
BB ideal                                   : 55 kg
Perkembangan BB                   :
Status gizi                                : Baik
TD: 90/80 mmHg                                             Suhu    : 38 0C
N: 110 x /mnt                                                  RR       : 20 x/mnt
2.      Kepala :
-Rambut           : Normal
-Muka              :Normal          
-Mata               :konjungtiva dinamis
-Mulut              :bibir pucat
3.      Leher
Kelenjar getah bening tidak membesar
4.      Thorax
Paru-paru: BBS kiri(+) dan denyut jantung normal
5.      Abdomen
-Nyeri tekan di perut bagian bawah
-Bising usus(+)
-Hati atau lien tidak ada keluhan
6.      Tulang belakang
Tidak ada keluhan
7.      Ekstremitas
Tidak ada keluhan
8.      Genetalia dan anus
Inspekulo: serviks bila di goyangkan terasa nyeri
9.      Pemeriksaan neorologis
Tidak ada keluhan

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Laboratorium
-darah              :HB 6 gr%
-leukosit           :20000
TERAPI
1.      Oral                 :Antibiotik
2.      Parenteral         :infuse RL transfuse darah
























III. ANALISA DATA

Data
Etiologi
Masalah
DS:
     
Klien menyatakan nyeri pada bagian abdomen dan pelvis
DO:

            Kesadaran : snollen
           -TD         :90/80 mmHg  
          -Suhu      :38 0C
suhu kadang-kadang naik  kadang-kadang turun
-Denyut Nadi cepat dan    lemah (110x/menit)



Infeksi pada saluran tuba
Tuba menyempit
Pembuahan ovum Lambat
Terjadi pembuahan di tuba
Janin tumbuh tdk utuh tdk seperti dlm uterus
Tuba terganggu pd kehamilan 4 minggu
Telur di tuba bernidasi secarakolumner/interkolumner
                                                                    
Telur berimplementasi          Telurdibatasi&kurangnya
pada ujung/Ujung                   vaskularisasi→diresorbsi
sisi jonjot endosalping
 
Telur bernidasi antara dua jonjot endosalpng
Tempat nidasi tertutup
Telur terpisah dari lumen oleh pseodokapsularis
Pembentukan desidua di tuba tak smpurna kadang tidak tampak
Villi koriolis menembus endosalping
Masuk kedalam lapisan otot-otot tuba dgn merusak jaringan ke pembuluh darah
Perkembangan janin bergantung pada implementasi,tebalnya dinding tuba,banyaknya perdarahan yg terjadi oleh invasitrofoblas
Nyeri

Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d adanya infeksi didaerah tuba, ditandai klien mengeluh nyeri abdomen bagian bawah dan pelvis dan klien tampak kesakitan.









IV. PERENCANAAN

Diagnosa Perawatan
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Tujuan
Intervensi
Rasionalisasi
Gangguan rasa nyaman: nyeri
Hilangkan nyeri jangka pendek dengan kriteria:
-    Klien merasakan nyeri abdomen berkurang
-    Tidak terjadi kembali hemoraghic


-Observasi TTV
-TD: 90/80 mmHg
-Denyut Nadi cepat dan lemah (110x/menit)
-Suhu: 380C
-RR: 20x/mnt
-Berikan obat sesuai dengan resep dokter
-Berikan transfusi darah dan cairan elektrolit
-Dengan observasi TTV diharapkan terdeteksi TD, N, S, dan R


Tgl 23-05-2010/11.00
Observasi TTV
-TD: 90/80 mmHg
-Denyut Nadi cepat dan lemah (110x/menit)
-Suhu: 380C
-RR: 20x/mnt
-Dengan memberikan tranfusi darah dan elektrolit diharapkan klien kesadarannya kembali normal
-Memberikan obat sesuai dengan resep dokter dan memberikan transfusi darah dan cairan elektrolit
-Nyeri berkurang dengan skala menjadi 3. Sehingga rasa nyeri pada abdomen klien berkurang dan berhenti perdarahan


Tanggal/Jam
Diagnosa Keperawatan
Tindakan Keperawatan
Paraf
23 Mei 2010
11.00
Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d adanya infeksi didaerah tuba, ditandai klien mengeluh nyeri abdomen bagian bawah dan pelvis dan klien tampak kesakitan.

-   Mengalihkam nyeri dengan distraksi dan relaksasi
-   Kolaborasi dengan dokter
-   Pemberian PENKES (management nyeri)

-   

V. IMPLEMENTASI



Jumat, 30 Desember 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.N DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI: PLASENTA PREVIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya . Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus.
Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22 minggu dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu . Oleh karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada setiap perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta.
Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya . Perdarahan anterpartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya.
Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau setelah usia kehamilan , namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit-sedikit kemungkinan tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan yang berlangsung banyak, mereka datang untuk mendapatkan pertolongan.
 Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum apapun penyebabnya , penderita harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi,
diharapkan penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek keperawatannya yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut ;
1.Menjelaskan konsep dasar dari plasenta previa
2.Membuat asuhan keperawatan pada plasenta previa















BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Plasenta Previa
2.1 Pengertian Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
Plasenta previa adalah jaringan plasenta tidak tertanam dalam korpuks uteri jauh dari ostium internus servisis , tetapi terletak sangat dekat pada ostium internus tersebut.
2.2  Klasifikasi Plasenta Previa
Ada 4 derajat abnormalitas plasenta previa yang didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu :
Ø  Plasenta previa totalis , apabila seluruh pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta .
Ø  Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta .
Ø  Plasenta previa marginalis , apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan (ostium internus servisis)
Ø  Plasenta letak rendah , apabila plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.
2.3  Etiologi Plasenta Previa
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan . bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa , tidaklah selalu benar . Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun akan memperluaskan permukaannya sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir.
Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun . Pada grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dari grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun (Kloosterman 1973).
2.4 Manifestasi Klinik
Adapun manifestasi klinik dari plasenta previa adalah :
Ø  Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu
Ø  Darah segar atau kehitaman dengan bekuan
Ø  Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, kontraksi Braxton Hicks atau koitus
Ø  Perdarahan permulaan jarang begitu berat . Biasanya perdarahan akan berhenti sendiri dan terjadi kembali tanpa diduga .
Ø  Pemeriksaan fisik Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas  panggul. ada kelainan letak janin Pemeriksaan inspekulo : Perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.

2.5  Insiden plasenta previa
Menurut Brenner dkk (1978) menemukan, dalam paruh terakhir kehamilan, insiden plasenta previa sebesar 8,6 % atau 1 dari 167 kehamilan. 20 % diantaranya merupakan plasenta previa totalis. (Williams,847). Di RS. DR Cipto Mangunkusumo antara tahun 1971-1975, terjadiØ 37 kasus plasenta previa diantara 4781 persalinan yang terdaftar atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar (Ilmu Kebidanan, 367) Kejadian plasentaØ previa adalah 0,4-o,6 % dari keseluruhan persalinan. (Acuan Nasional).
2.6  Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia karena perdarahan. Plasentitis, dan endometritis pasca persalinan. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasinya seperti asfiksia berat.



Penatalaksanaan umum plasenta previa.
Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut
( misalnya batuk, mengedan karena sulit buang besar )
Perhatian : Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum sebelum tersedia persiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo secara hati-hati, dapat menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis serviks atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan, laserasi atau trauma). Meskipun demikian, adanya kelainan di atas menyingkirkan diagnosa plasenta previa.
Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan memberi infuse cairan I.V (NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat).
Lakukan penilaian jumlah perdarahan :
Jika perdarahan banyak dan berlangsung terus, persiapan sseksio sesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan/prematuris.Jika perdarahan sedikit dan berhenti dan fetus hidup tetap preatur, pertimbangkan ttettapi ekspektatif sampai persalinan atau terjadi perdarahan banyak.
Terapi Ekspektatif
Tujuan : supaya janin tidak terlahir premature dan upaya diagnosis dilakukan secara non invasive.
Syarat terapi ekspektatif :
ü  Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
ü  Belum ada tanda inpartu.
ü  Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas norma).
ü  Janin masih hidup.
ü  Rawat inap, tirah baring dan berikut antibiotika profilaksis.
Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan, profil biofisik, letak, presentasi janin.
Perbaiki anemia dengan pemberian sulfas ferosus atau ferosus fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan. Pastikan tersedianya sarana untuk melakukan transfuse.
Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat dirawat jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau diperlukan waktu >2 jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan segera kembali ke RS jika terjadi perdarahan.
Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan janin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dibandingkan dengan terminasi kehamilan.
Terapi Aktif.
Rencanakan terminasi kehamilan jika :
ü  Janin matur
ü  Janin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangii kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali).
ü  Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa memandang maturitas janin. Jika terdapat plasenta previa letak rendah  dan perdarahan yang terjadi sangat sedikit, persalinan pervaginan masih mungkin. Jika tidak, lahirkan dengan seksio sesarea. Jika persalinan dengan seksio sesarea dan terjadi perdarahan dari tempat plasenta
ü  Jahit tempat perdarahan dengan benang.
ü  Pasang infuse oksitosin 10 unit 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 60 tetes permenit.
penanganan yang sesuai .Hal tersebut meliputi ligasi arteri atau histerektomi Jika perdarahan terjadi pascapersalinan, segera lakukan.
Penanganan plasenta previ
-Syok
-Tidak syok
1.      Infus cairan
2.      oksigen (kalau ada)
- Cairan infus
- Rujuk kerumah sakit
- Aterm
- Belum aterm
- Periksa dalam di meja operasi
1.Konservatif
2.Rawat
3.Kortikosteroid untuk pematangan paru-paru janin bila perdarahan ulang banyak dilakukan PDMO Plasenta previa Plasenta letak rendah Seksio sesaria Partus pervaginan



















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA Ny.N DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI: PLASENTA PREVIA

A.PENGKAJIAN
Biodata :
Nama   Ibu                   : Ny.N            
Jenis kelamin               : Perempuan               
Umur                           : 23 Thn                      
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SMP             
Pekerjaan                     :IRT
Tanggal masuk RS      : 01-04-2011/09.00 WIB
Tanggal pengkajian     : 01-04-2011/10.00 WIB
No RM                                    : 09.08.08.125
Diagnosa medik                      : plasenta previa         
Golongan Darah                      :_                                                                   
Alamat                                                : Jl. Kalijati no.13       





PENANGGUNG JAWAB
Nama suami                : Tn.A
Jenis kelamin               : laki-laki
Umur                           : 28 Thn
Agama                         :Islam 
Pendidikan                  :SMA
Pekerjaan                     :Wiraswasta
Golongan Darah          : _                               
Alamat                                    :Jl. Kalijati no.13 Antapani Bandung

RIWAYAT KESEHATAN
Ø  Keluhan utama
Keluar cairan disertai Perdarahan

Ø  Riwayat penyakit sekarang
Pada saat di kaji pukul 06.00 WIB klien mengeluh nyeri, nyeri yang di akibatkan oleh adanya perdarahan sejak pukul 05.00 serta ibu merasakan pergerakan janin . Nyeri dirasakan sangat hebat sekali sampai klien menangis. Skala nyeri 4. Nyeri dirasakan didaerah abdomen bagian bawah. Nyeri tiba-tiba.

Ø  Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat abortus pada kehamilanya yang lalu.
Ø  Riwayat Kesehatan Keluarga ;
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang mmpunyai penyakit menular atau pun penyakit keturunan seperti, DM, TBC dan lain-lain.

Ø  Riwayat pernikahan :
Ini merupakan pernikahan pertama bagi ibu dan suami. Usia menikah 23 tahun bagi ibu dan 23 tahun bagi suami, lamanya pernikahan 13 tahun.
Ø  Riwayat menstruasi :
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi pada usia 12 tahun siklus 28 hari, tidak teratur lamanya 3 hari, konsistensi darah cair, ibu biasa ganti pembalut biasa 2-3 kali sehari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan selama haid.
Ø  Riwayat Kehamilan Sekarang ;
Ibu merasa hamil 9 bulan, ini merupakan kehamilan ke-3 ibu, ibu tidak pernah keguguran, ibu selalu memeriksakan kehamilan di puskesmas sebanyak 11 kali. Hari pertama haid terakhir ibu 28-12-2009. Taksiran persalinan 05-10-2010. Ibu mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali. TT1 pada saat usia kehamilan 5 bulan pada tanggal 10 Mei 2010 dan TT2 pada usia kehamilan 7 bulan pada tanggal 01 Juli
Ø  Riwayat Penyakit ;
Ibu menyatakan tidak memiliki penyakit yang dapat memperberat khamilan seprti hipetensi, jantung, asma, ataupun DM.
Ø  Riwayat Kontrasepsi :
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan selam 4 tahun tanpa adanya keluhan kemudian diganti dengan KB pil selama 1 tahun. Setelah melahirkan rencana menggunakan kembali KB suntik 3 bulan .
Ø  Riwayat penggunaan obat- obatan dan bahan lain ( kebiasaan hidup sehat )
Obat yang di konsumsi ibu hanya obat yang di berikan oleh bidan seperti Fe, vitamin, dan c/kal. Ibu mengatakan tidak pernah merokok, tidak minum minuman kerasan dan jamu serta obat – obatan terlarang. Suami ibu perokok tapi bukan peminum alkohol dan tidak mengkonsumsi obat- obatan terlarang.


PEMERIKSAAN FISIK
1.      Data Objektif
a.       Keadaan Umum                :  lemah
b.      Kesadaran                         : compos mentis
c.       Tanda-tanda vital   
-          Tekana darah               : 90/80 mmhg
-          Respirasi                      :  28x/mnt
-          Nadi                            : 110x/mnt
-          Suhu                            : 38 0C

d.      Berat badan          
Sebelum hamil                   : 65 kg
Sekarang                           : 73,8 kg
Tinggi badan                     : 158 cm
e.       Head to toe
·         Kepala
tidak ada lesi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
·         Rambut
bersih, warna hitam, dan tidak rontok
·         Muka
tidak ada edema, tidak pucat, tidak ada chausma gravidarum.
·         Mata               
mata simetris, sklera putih jernih, konjungtiva warna merah muda.
·         Hidung            
tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip.
·         Mulut
 bibir kering, warna pucat, tidak ada stomatitis, gigi tidak karies
·         Leher              
tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan, kelenjar limpe dan tiroid.
·         Dada              
ü  Paru-paru
pergerakan nafas teratur, bunyi nafas vesikuler, tidak  ada ronchi, dan whizeeng
ü  Jantung
bunyi jantung lup dub, frekunsi teratur

·         Payudara
bentuk simetris, ukuran normal, puting susu menonjol, kolostrom ada,  tidak ada nyeri tekan, tidak ada retraksi/ dimpling
·         Abdomen   
tidak ada bekas operasi/ sc, ada striae gravidarum, tidak ada lessi.
ü  TFU                 : 33 cm
ü  Letak bayi       : tidak normal ( sungsang )
·         genital
·         Pengeluaran pervaginam         : lendir dan darah
·         Vulva dan vagina                    : adanya pendarahan
·         Anus                                        : tidak ada hemoroid
·         Ekstremitas
ü  Ekstermitas atas             : tidak ada oedema,kuku tidak pucat, reflek bisep dan trisep baik
ü  Ekstremitas bawah        : tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella baik.


               
POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
No.
Pola aktifitas
Di rumah
Di rumah sakit
1.
Nutrisi :
-          Frekuensi
-          Jenis

-          Porsi
-          Alergi

3x/hari
Nasi, lauk, sayur, buah, dan air teh
1 porsi habis
Tidak ada alergi

2.
Cairan:
-          jumlah


8 gelas/hari

3.
Personal hygine:
-          mandi
-          gosok gigi

2x/hari
2x/hari

4.
Eliminasi:
·         buang air besar
-          frekuensi
-          warna
-          kosistensi

·         buang air kecil
-          frekuensi
-          warna
-          bau


Lancar
Kuning
Padat


Lancar
Bening kekuningan
Amoniak


POLA PSIKOLOGIS SOSIAL DAN SPIRITUAL
Ibu tinggal bersama suami dan ke-2 anaknya beserta orangtua dari ibu. Respon keluarga dan suami terhadap kehamilan ini baik. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.


DATA PENUNJANG
Leukosit                      : 20000
Trombosit                    :
Hemoglobin                :11,5
USG                            :
ANALISA DATA
No.
Data
Etiologi
masalah
1.     
DS:
  
   Klien mengeluh perdarahan terus menerus disertai nyeri

DO:

  - Kesadaran: compos mentis
  - tekanan darah: 90/80 mmhg
  -suhu                : 38 0C


                   








Plasenta berada di SBR

Plasenta tertekan oleh presentasi janin

Gangguan jaringan

Perdarahan

Sirkulasi maternal/kejanin

Risiko/actual distress janin
 

Kekurangan volume cairan
 

Resiko/actual sok hipo

Kehilangan sebagian komponen darah.


Kecemasan karenaperdarahan

PROSES KEPERAWATAN
No.
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
























































2
Kekurangan volume cairan b/d kehilangan vaskuler berlebihan.





















































Ansietas b/d ancaman kematian (dirasakan atau actual ) pada diri sendiri, janin.
Tupan: tidak terjadi perdarahan
Tupen: setelah dilakukan perawatan selama 2x/24 jam,diharapkan tekanan darah normal,120/80 mmhg.









































































Tupan: klien merasa tenang
Tupen:setelah di lakukan intervensi 2x24 jam di harapkan kecemasan klien berkurang.
Dengan kriteria:
-klien tenang
-klien rilex


- Evaluasi, laporkan, dan catat jumlah serta jumlah kehilangan darah. Lakukan perhitungan pembalut Timbang pembalut pengalas.
- Lakukan tirah baring. Instuksikan klien untuk menghindari Valsalva manover dan koitus.




- Posisikan klien dengan tepat, telentang dengan panggul ditinggikan atau posisi semi fowler. Hindari posisi trendelenburg.




Catat tanda – tanda vital Penisian kapiler pada dasar kuku, warna menbran mukosa/ kulit dan suhu. Ukur tekanan vena sentarl, bila ada





Hindari pemeriksaan rectal atau vagina



Diskusikan situasi dan pemahaman tentang situasi dengan klien dan pasangan.
Pantau respon verbal dan nonverbal klien/pasangan.

Dengarkan masalah klien dan dengarkan secara aktif.





Berikan informasi dalam bentuk verbal dan tertulis dan beri kesempatan klien untuk mengajukan pertanyaan.Jawab pertanyaan dengan jujur.
Jelaskan prosedur dan arti gejala-gejala.


- Perkiraan kehilangan darah membantu membedakan diagnosa, Setiap gram peningkatan berat pembalut sama dengan kehilangan kira-kira 1 ml darah.
- Perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas. Peningkatan tekanan abdomen atau orgasme ( yang meningkatkan aktivitas uterus) dapat meransang perdarahan
- Menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk otak; peninggian panggul menghindari kompresi vena kava. Posisi semi- fowler memungkinkan janin bertindak sebagai tanpon.
Membantu menentukan beratnya kehilangan darah, meskipun sianosis dan perubahan pada tekanan darah, nadi adalah tanda-tanda lanjut dari kehilangan sirkulasi atau terjadinya syok
Dapat meningkatkan hemoragi, khususnya bila plasenta previa marginal atau total terjadi.
Memberikan informasi tentang reaksi individu terhadap apa yang terjadi.
Menandakan tingkat rasa takut yang sedang dialami klien/pasangan
.
Meningkatkan rasa control terhadap situasi dan memberikan kesempatan pada klien untuk mengembangkan solusi sendiri.
Pengetahuan akan membantu klien mengatasi apa yang sedang terjadi dengan lebih efektif.




Pengetahuan dapat membantu menurunkan rasa takut dan meningkatkan rasa control terhadap situasi.



BAB IV
PENUTUP

3.1  kesimpulan
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta.


















DAFTAR PUSTAKA
Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, edisi kedua. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Sandra M. Nettina, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Sarwono, 1997, Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.





















FORUM DISKUSI
1.Dimana letak focus pengkajian dari plasenta previa?
            Jwb:letak focus pengkajian pada pendarahan plasenta previa.
2.Sejauh mana plasenta previa menghalanginya?
            Jwb:tergantung dari letaknya yaitu ada 4 macam
            1.complate
            2.Marginal
            3.parsialis
            4.Low
3.Apakah mekanismenya sama antarayang normal dan tidak normal?Dan apakah mengganggu pola nutrisi bayi?
            Jwb:Mekanismenya tidak sama yaitu plasenta previa persalinannya dengan operasi.Dan tidak mengganggu hanya menggangu jalan lahirnya saja.
4.Mengapa pada plasenta previa uterus dapat mengecil?
            Jwb:Uterus mengecil karena ada infeksi pada endometrium
5.Apakah ada dampak untuk perkembangan pada bayinya?
Jwb:tidak ada,karena bayi mendapat nutrisi bukan dari plasenta tapi dari asupan makanan dari ibu sedangkan plasenta hanya buat menyalurkan oksigen buat bayi.






6.Jelaskan Patofisiologi plasenta previa?
                                    Etiologi

                      Plasenta berada di SBR

            Plasenta tertekan oleh presentasi janin

                         Gangguan jaringan

                                Perdarahan

                        Sirkulasi maternal/kejanin

                        Risiko/actual distress janin
 

                        Kekurangan volume cairan
 

                        Resiko/actual sok hipo