Pada saat di kaji
klien mengeluh nyeri, nyeri yang di akibatkan oleh adanya perdarahan . Nyeri
dirasakan sangat hebat sekali sampai klien menangis. Skala nyeri 4. Nyeri dirasakan
didaerah abdomen bagian bawah. Nyeri tiba-tiba.
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mempunyai riwayat nyeri haid
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak
ada yang mengalami penyakit seperti klien.
RIWAYAT
SPIRITUAL
Klien
masih ingat mengucapkan tuhannya.
POLA FUNGSI KESEHATAN
1.Pola
persepsi dan tatalaksana kesehatan
-Tidak bisa melakukan aktivitas
seperti biasanya
-Kalau merasa sakit selalu di
bawa ke Dokter
2.Pola
nutrisi dan metabolisme:
Keterangan
Sebelum Sakit
Saat sakit
Frekuensi
3x/hari
3x/hari
Jenis
Nasi,Lauk,Buah,Sayur,Teh
dan Air putih
Nasi,Lauk,Buah,Sayur,Teh
dan Air putih
Porsi
1
porsi Habis
1
porsi Habis
Total
Konsumsi
2000
Kkal/hari
2000
Kkal/hari
Keluhan
Tidak
ada
Tidak
ada
3.Pola
eleminasi:
Contohnya pada BAK
Keterangan
Sebelum
sakit
Saat
sakit
Frekwensi
Lancar
Lancar
Jumlah
200 cc sekali BAK
200 cc sekali BAK
Bau
Amoniak
Amoniak
Warna
Bening kekuningan
Bening kekuningan
Perasaan setelah BAK
Lega
Lega
4.Pola
aktifitas:
Sehari- hari ibu
bekerja mengurus rumah, beban bekerja sedang
5.Pola
istirahat tidur:
Pola istirahat tidak
teratur, tidur siang kurang dan tidur malam cukup
6.Pola
kognitif dan persepsi sensori
Klien dapat berbicara
dengan lancar, mengikuti intruksi perawat dengan tepat dan mengidentifikasi bau
obat
7.Pola
konsep diri:
Interaksi dengan
lingkungan dan orang lain dan kurangyna keyakinan terhadap kesehatan
8.Pola
hubungan peran:
Hubungan dengan
keluarga harmonis dan baik dengan lingkungan sekitar
9.Pola
fungsi seksual-seksualitas:
Hubungan sex tidak
teratur di karenakan dalam berhubungan sex organ intim terasa sakit.
10.Pola
mekanisme koping :
Menenangkan diri dan
bermusyawarah dengan keluarga
11.Pola nilai dan
kepercayaan:
Keterangan
Sebelum
sakit
Saat
sakit
Nilai khusus
Tidak ada
Tersa sakit pada perut bagian bawah
Praktek ibadah
Sholat, puasa, zakat, sudah melaksanakan ibadah
haji
Selalu shalat sambil berbaring
Pengetahuan tentang praktek ibadah selama sakit
Tahu tata cara shalat
Tahu tata cara shalat baik secara duduk/berbaring
PEMERIKSAAN FISIK
1.Status
kesehatan umum
Keadaan/ penampilan umum:
Kesadaran :Snollen GCS
:12
BB sebelum sakit : 52 kg TB :160 cm
BB saat ini : 49 kg
BB ideal : 55 kg
Perkembangan BB :
Status gizi : Baik
TD: 90/80 mmHg Suhu : 38 0C
N: 110 x /mnt RR : 20 x/mnt
2.Kepala
:
-Rambut : Normal
-Muka :Normal
-Mata :konjungtiva dinamis
-Mulut :bibir pucat
3.Leher
Kelenjar getah bening tidak
membesar
4.Thorax
Paru-paru: BBS kiri(+) dan denyut
jantung normal
5.Abdomen
-Nyeri tekan di perut bagian
bawah
-Bising usus(+)
-Hati atau lien tidak ada keluhan
6.Tulang
belakang
Tidak ada keluhan
7.Ekstremitas
Tidak ada keluhan
8.Genetalia
dan anus
Inspekulo: serviks bila di
goyangkan terasa nyeri
9.Pemeriksaan
neorologis
Tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Laboratorium
-darah :HB 6 gr%
-leukosit :20000
TERAPI
1.Oral :Antibiotik
2.Parenteral :infuse RL transfuse darah
III.
ANALISA DATA
Data
Etiologi
Masalah
DS:
Klien menyatakan nyeri pada
bagian abdomen dan pelvis
DO:
Kesadaran : snollen
-TD :90/80 mmHg
-Suhu :38 0C
suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun
-Denyut Nadi cepat dan lemah (110x/menit)
Infeksi pada saluran tuba
↓
Tuba menyempit
↓
Pembuahan ovum Lambat
↓
Terjadi pembuahan di tuba
↓
Janin tumbuh tdk utuh tdk seperti dlm uterus
↓
Tuba terganggu pd kehamilan 4 minggu
↓
Telur di tuba bernidasi
secarakolumner/interkolumner
↙↘
Telur berimplementasi Telurdibatasi&kurangnya
pada ujung/Ujung vaskularisasi→diresorbsi
sisi jonjot endosalping
↓
Telur bernidasi antara dua jonjot endosalpng
↓
Tempat nidasi tertutup
↓
Telur terpisah dari lumen oleh pseodokapsularis
↓
Pembentukan desidua di tuba tak smpurna kadang tidak tampak
↓
Villi koriolis menembus endosalping
↓
Masuk kedalam lapisan otot-otot tuba dgn merusak jaringan ke
pembuluh darah
↓
Perkembangan janin bergantung pada implementasi,tebalnya dinding
tuba,banyaknya perdarahan yg terjadi oleh invasitrofoblas
Nyeri
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan rasa
nyaman: nyeri b.d adanya infeksi didaerah tuba, ditandai klien mengeluh nyeri abdomen
bagian bawah dan pelvis dan klien tampak kesakitan.
IV.
PERENCANAAN
Diagnosa Perawatan
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Tujuan
Intervensi
Rasionalisasi
Gangguan rasa nyaman: nyeri
Hilangkan nyeri jangka pendek dengan kriteria:
-Klien merasakan nyeri
abdomen berkurang
-Tidak terjadi kembali
hemoraghic
-Observasi TTV
-TD: 90/80 mmHg
-Denyut
Nadi cepat dan lemah (110x/menit)
-Suhu: 380C
-RR: 20x/mnt
-Berikan obat sesuai dengan resep dokter
-Berikan transfusi darah dan cairan
elektrolit
-Dengan observasi TTV diharapkan terdeteksi TD, N,
S, dan R
Tgl 23-05-2010/11.00
Observasi TTV
-TD: 90/80 mmHg
-Denyut
Nadi cepat dan lemah (110x/menit)
-Suhu: 380C
-RR: 20x/mnt
-Dengan memberikan tranfusi darah dan
elektrolit diharapkan klien kesadarannya kembali normal
-Memberikan obat sesuai dengan resep
dokter dan memberikan transfusi darah dan cairan elektrolit
-Nyeri berkurang dengan skala menjadi 3. Sehingga
rasa nyeri pada abdomen klien berkurang dan berhenti perdarahan
Tanggal/Jam
Diagnosa Keperawatan
Tindakan Keperawatan
Paraf
23 Mei 2010
11.00
Gangguan rasa nyaman:
nyeri b.d adanya infeksi didaerah tuba, ditandai klien mengeluh nyeri abdomen
bagian bawah dan pelvis dan klien tampak kesakitan.
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya . Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus.
Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22 minggu dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu . Oleh karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada setiap perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta.
Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya . Perdarahan anterpartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya.
Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau setelah usia kehamilan , namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit-sedikit kemungkinan tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan yang berlangsung banyak, mereka datang untuk mendapatkan pertolongan.
Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum apapun penyebabnya , penderita harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi,
diharapkan penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek keperawatannya yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut ;
1.Menjelaskan konsep dasar dari plasenta previa
2.Membuat asuhan keperawatan pada plasenta previa
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Plasenta Previa
2.1 Pengertian Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
Plasenta previa adalah jaringan plasenta tidak tertanam dalam korpuks uteri jauh dari ostium internus servisis , tetapi terletak sangat dekat pada ostium internus tersebut.
2.2Klasifikasi Plasenta Previa
Ada 4 derajat abnormalitas plasenta previa yang didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu :
ØPlasenta previa totalis , apabila seluruh pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta .
ØPlasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta .
ØPlasenta previa marginalis , apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan (ostium internus servisis)
ØPlasenta letak rendah , apabila plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.
2.3 Etiologi Plasenta Previa
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan . bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa , tidaklah selalu benar . Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun akan memperluaskan permukaannya sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir.
Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun . Pada grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dari grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun (Kloosterman 1973).
2.4Manifestasi Klinik
Adapun manifestasi klinik dari plasenta previa adalah :
ØPerdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu
ØDarah segar atau kehitaman dengan bekuan
ØPerdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, kontraksi Braxton Hicks atau koitus
ØPerdarahan permulaan jarang begitu berat . Biasanya perdarahan akan berhenti sendiri dan terjadi kembali tanpa diduga .
ØPemeriksaan fisik Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul. ada kelainan letak janin Pemeriksaan inspekulo : Perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.
2.5Insiden plasenta previa
Menurut Brenner dkk (1978) menemukan, dalam paruh terakhir kehamilan, insiden plasenta previa sebesar 8,6 % atau 1 dari 167 kehamilan. 20 % diantaranya merupakan plasenta previa totalis. (Williams,847). Di RS. DR Cipto Mangunkusumo antara tahun 1971-1975, terjadiØ 37 kasus plasenta previa diantara 4781 persalinan yang terdaftar atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar (Ilmu Kebidanan, 367) Kejadian plasentaØ previa adalah 0,4-o,6 % dari keseluruhan persalinan. (Acuan Nasional).
2.6Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia karena perdarahan. Plasentitis, dan endometritis pasca persalinan. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasinya seperti asfiksia berat.
Penatalaksanaan umum plasenta previa.
Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut
( misalnya batuk, mengedan karena sulit buang besar )
Perhatian : Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum sebelum tersedia persiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo secara hati-hati, dapat menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis serviks atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan, laserasi atau trauma). Meskipun demikian, adanya kelainan di atas menyingkirkan diagnosa plasenta previa.
Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan memberi infuse cairan I.V (NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat).
Lakukan penilaian jumlah perdarahan :
Jika perdarahan banyak dan berlangsung terus, persiapan sseksio sesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan/prematuris.Jika perdarahan sedikit dan berhenti dan fetus hidup tetap preatur, pertimbangkan ttettapi ekspektatif sampai persalinan atau terjadi perdarahan banyak.
Terapi Ekspektatif
Tujuan : supaya janin tidak terlahir premature dan upaya diagnosis dilakukan secara non invasive.
Syarat terapi ekspektatif :
üKehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
üBelum ada tanda inpartu.
üKeadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas norma).
üJanin masih hidup.
üRawat inap, tirah baring dan berikut antibiotika profilaksis.
Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan, profil biofisik, letak, presentasi janin.
Perbaiki anemia dengan pemberian sulfas ferosus atau ferosus fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan. Pastikan tersedianya sarana untuk melakukan transfuse.
Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat dirawat jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau diperlukan waktu >2 jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan segera kembali ke RS jika terjadi perdarahan.
Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan janin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dibandingkan dengan terminasi kehamilan.
Terapi Aktif.
Rencanakan terminasi kehamilan jika :
üJanin matur
üJanin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangii kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali).
üPada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa memandang maturitas janin. Jika terdapat plasenta previa letak rendahdan perdarahan yang terjadi sangat sedikit, persalinan pervaginan masih mungkin. Jika tidak, lahirkan dengan seksio sesarea. Jika persalinan dengan seksio sesarea dan terjadi perdarahan dari tempat plasenta
üJahit tempat perdarahan dengan benang.
üPasang infuse oksitosin 10 unit 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 60 tetes permenit.
penanganan yang sesuai .Hal tersebut meliputi ligasi arteri atau histerektomi Jika perdarahan terjadi pascapersalinan, segera lakukan.
Penanganan plasenta previ
-Syok
-Tidak syok
1.Infus cairan
2.oksigen (kalau ada)
- Cairan infus
- Rujuk kerumah sakit
- Aterm
- Belum aterm
- Periksa dalam di meja operasi
1.Konservatif
2.Rawat
3.Kortikosteroid untuk pematangan paru-paru janin bila perdarahan ulang banyak dilakukan PDMO Plasenta previa Plasenta letak rendah Seksio sesaria Partus pervaginan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATANPADA Ny.N DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI: PLASENTA PREVIA
A.PENGKAJIAN
Biodata :
NamaIbu: Ny.N
Jenis kelamin: Perempuan
Umur: 23 Thn
Agama: Islam
Pendidikan: SMP
Pekerjaan:IRT
Tanggal masuk RS: 01-04-2011/09.00 WIB
Tanggal pengkajian: 01-04-2011/10.00 WIB
No RM: 09.08.08.125
Diagnosa medik: plasenta previa
Golongan Darah :_
Alamat: Jl. Kalijati no.13
PENANGGUNG JAWAB
Nama suami: Tn.A
Jenis kelamin: laki-laki
Umur: 28 Thn
Agama:Islam
Pendidikan:SMA
Pekerjaan:Wiraswasta
Golongan Darah: _
Alamat:Jl. Kalijati no.13 Antapani Bandung
RIWAYAT KESEHATAN
ØKeluhan utama
Keluar cairan disertai Perdarahan
ØRiwayat penyakit sekarang
Pada saat di kaji pukul 06.00 WIB klien mengeluh nyeri, nyeri yang di akibatkan oleh adanya perdarahan sejak pukul 05.00 serta ibu merasakan pergerakan janin . Nyeri dirasakan sangat hebat sekali sampai klien menangis. Skala nyeri 4. Nyeri dirasakan didaerah abdomen bagian bawah. Nyeri tiba-tiba.
ØRiwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat abortus pada kehamilanya yang lalu.
ØRiwayat Kesehatan Keluarga ;
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang mmpunyai penyakit menular atau pun penyakit keturunan seperti, DM, TBC dan lain-lain.
ØRiwayat pernikahan :
Ini merupakan pernikahan pertama bagi ibu dan suami. Usia menikah 23 tahun bagi ibu dan 23 tahun bagi suami, lamanya pernikahan 13 tahun.
ØRiwayat menstruasi :
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi pada usia 12 tahun siklus 28 hari, tidak teratur lamanya 3 hari, konsistensi darah cair, ibu biasa ganti pembalut biasa 2-3 kali sehari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan selama haid.
ØRiwayat Kehamilan Sekarang ;
Ibu merasa hamil 9 bulan, ini merupakan kehamilan ke-3 ibu, ibu tidak pernah keguguran, ibu selalu memeriksakan kehamilan di puskesmas sebanyak 11 kali. Hari pertama haid terakhir ibu 28-12-2009. Taksiran persalinan 05-10-2010. Ibu mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali. TT1 pada saat usia kehamilan 5 bulan pada tanggal 10 Mei 2010 dan TT2 pada usia kehamilan 7 bulan pada tanggal 01 Juli
ØRiwayat Penyakit ;
Ibu menyatakan tidak memiliki penyakit yang dapat memperberat khamilan seprti hipetensi, jantung, asma, ataupun DM.
ØRiwayat Kontrasepsi :
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan selam 4 tahun tanpa adanya keluhan kemudian diganti dengan KB pil selama 1 tahun. Setelah melahirkan rencana menggunakan kembali KB suntik 3 bulan .
ØRiwayat penggunaan obat- obatan dan bahan lain ( kebiasaan hidup sehat )
Obat yang di konsumsi ibu hanya obat yang di berikan oleh bidan seperti Fe, vitamin, dan c/kal. Ibu mengatakan tidak pernah merokok, tidak minum minuman kerasan dan jamu serta obat – obatan terlarang. Suami ibu perokok tapi bukan peminum alkohol dan tidak mengkonsumsi obat- obatan terlarang.
PEMERIKSAAN FISIK
1.Data Objektif
a.Keadaan Umum:lemah
b.Kesadaran: compos mentis
c.Tanda-tanda vital
-Tekana darah: 90/80 mmhg
-Respirasi:28x/mnt
-Nadi: 110x/mnt
-Suhu: 38 0C
d.Berat badan
Sebelum hamil: 65 kg
Sekarang: 73,8 kg
Tinggi badan: 158 cm
e.Head to toe
·Kepala
tidak ada lesi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
·Rambut
bersih, warna hitam, dan tidak rontok
·Muka
tidak ada edema, tidak pucat, tidak ada chausma gravidarum.
·Mata
mata simetris, sklera putih jernih, konjungtiva warna merah muda.
·Hidung
tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip.
·Mulut
bibir kering, warna pucat, tidak ada stomatitis, gigi tidak karies
·Leher
tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan, kelenjar limpe dan tiroid.
·Dada
üParu-paru
pergerakan nafas teratur, bunyi nafas vesikuler, tidakada ronchi, dan whizeeng
üJantung
bunyi jantung lup dub, frekunsi teratur
·Payudara
bentuk simetris, ukuran normal, puting susu menonjol, kolostrom ada,tidak ada nyeri tekan, tidak ada retraksi/ dimpling
·Abdomen
tidak ada bekas operasi/ sc, ada striae gravidarum, tidak ada lessi.
üTFU: 33 cm
üLetak bayi: tidak normal ( sungsang )
·genital
·Pengeluaran pervaginam: lendir dan darah
·Vulva dan vagina: adanya pendarahan
·Anus: tidak ada hemoroid
·Ekstremitas
üEkstermitas atas: tidak ada oedema,kuku tidak pucat, reflek bisep dan trisep baik
üEkstremitas bawah: tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella baik.
POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
No.
Pola aktifitas
Di rumah
Di rumah sakit
1.
Nutrisi :
-Frekuensi
-Jenis
-Porsi
-Alergi
3x/hari
Nasi, lauk, sayur, buah, dan air teh
1 porsi habis
Tidak ada alergi
2.
Cairan:
-jumlah
8 gelas/hari
3.
Personal hygine:
-mandi
-gosok gigi
2x/hari
2x/hari
4.
Eliminasi:
·buang air besar
-frekuensi
-warna
-kosistensi
·buang air kecil
-frekuensi
-warna
-bau
Lancar
Kuning
Padat
Lancar
Bening kekuningan
Amoniak
POLA PSIKOLOGIS SOSIAL DAN SPIRITUAL
Ibu tinggal bersama suami dan ke-2 anaknya beserta orangtua dari ibu. Respon keluarga dan suami terhadap kehamilan ini baik. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.
DATA PENUNJANG
Leukosit: 20000
Trombosit:
Hemoglobin:11,5
USG:
ANALISA DATA
No.
Data
Etiologi
masalah
1.
DS:
Klien mengeluh perdarahan terus menerus disertai nyeri
Ansietas b/d ancaman kematian (dirasakan atau actual ) pada diri sendiri, janin.
Tupan: tidak terjadi perdarahan
Tupen: setelah dilakukan perawatan selama 2x/24 jam,diharapkan tekanan darah normal,120/80 mmhg.
Tupan: klien merasa tenang
Tupen:setelah di lakukan intervensi 2x24 jam di harapkan kecemasan klien berkurang.
Dengan kriteria:
-klien tenang
-klien rilex
- Evaluasi, laporkan, dan catat jumlah serta jumlah kehilangan darah. Lakukan perhitungan pembalut Timbang pembalut pengalas.
- Lakukan tirah baring. Instuksikan klien untuk menghindari Valsalva manover dan koitus.
- Posisikan klien dengan tepat, telentang dengan panggul ditinggikan atau posisi semi fowler. Hindari posisi trendelenburg.
Catat tanda – tanda vital Penisian kapiler pada dasar kuku, warna menbran mukosa/ kulit dan suhu. Ukur tekanan vena sentarl, bila ada
Hindari pemeriksaan rectal atau vagina
Diskusikan situasi dan pemahaman tentang situasi dengan klien dan pasangan.
Pantau respon verbal dan nonverbal klien/pasangan.
Dengarkan masalah klien dan dengarkan secara aktif.
Berikan informasi dalam bentuk verbal dan tertulis dan beri kesempatan klien untuk mengajukan pertanyaan.Jawab pertanyaan dengan jujur.
Jelaskan prosedur dan arti gejala-gejala.
- Perkiraan kehilangan darah membantu membedakan diagnosa, Setiap gram peningkatan berat pembalut sama dengan kehilangan kira-kira 1 ml darah.
- Perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas. Peningkatan tekanan abdomen atau orgasme ( yang meningkatkan aktivitas uterus) dapat meransang perdarahan
- Menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk otak; peninggian panggul menghindari kompresi vena kava. Posisi semi- fowler memungkinkan janin bertindak sebagai tanpon.
Membantu menentukan beratnya kehilangan darah, meskipun sianosis dan perubahan pada tekanan darah, nadi adalah tanda-tanda lanjut dari kehilangan sirkulasi atau terjadinya syok
Dapat meningkatkan hemoragi, khususnya bila plasenta previa marginal atau total terjadi.
Memberikan informasi tentang reaksi individu terhadap apa yang terjadi.
Menandakan tingkat rasa takut yang sedang dialami klien/pasangan.
Meningkatkan rasa control terhadap situasi dan memberikan kesempatan pada klien untuk mengembangkan solusi sendiri.
Pengetahuan akan membantu klien mengatasi apa yang sedang terjadi dengan lebih efektif.
Pengetahuan dapat membantu menurunkan rasa takut dan meningkatkan rasa control terhadap situasi.
BAB IV
PENUTUP
3.1kesimpulan
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta.
DAFTAR PUSTAKA
Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, edisi kedua. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Sandra M. Nettina, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Sarwono, 1997, Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
FORUM DISKUSI
1.Dimana letak focus pengkajian dari plasenta previa?
Jwb:letak focus pengkajian pada pendarahan plasenta previa.
2.Sejauh mana plasenta previa menghalanginya?
Jwb:tergantung dari letaknya yaitu ada 4 macam
1.complate
2.Marginal
3.parsialis
4.Low
3.Apakah mekanismenya sama antarayang normal dan tidak normal?Dan apakah mengganggu pola nutrisi bayi?
Jwb:Mekanismenya tidak sama yaitu plasenta previa persalinannya dengan operasi.Dan tidak mengganggu hanya menggangu jalan lahirnya saja.
4.Mengapa pada plasenta previa uterus dapat mengecil?
Jwb:Uterus mengecil karena ada infeksi pada endometrium
5.Apakah ada dampak untuk perkembangan pada bayinya?
Jwb:tidak ada,karena bayi mendapat nutrisi bukan dari plasenta tapi dari asupan makanan dari ibu sedangkan plasenta hanya buat menyalurkan oksigen buat bayi.